Sabtu, 17 Januari 2015

SASANDO ROTE

Sejarah alat musik sasando menurut penuturan
masyarakat di Pulau Rote diawali seorang
pemuda bernama Sangguana. Suatu hari ia pergi
menuju padang sabana , karena kelelahan
kemudian ia berhenti untuk beristirahat sejenak
di bawah pohon lontar . Secara tidak sengaja ia
pun tertidur dan bermimpi sedang memainkan
sebuah alat musik dari pohon lontar dan
berikutnya mimpi tersebut menginspirasinya
untuk menciptakan alat musik yang kemudian
dikenal sebagai sasando.
Sasando merupakan alat musik tradisional khas
Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur . Di Pulau Rote,
istilah sasando sering disebut sasandu yang
berarti alat yang bergetar atau berbunyi ,
sedangkan di Kupang disebut Sasando . Cara
memainkan alat musik ini dengan dipetik.
Bahan pembuat sasando secara keseluruhan
terbuat dari pohon -daun lontar, bambu, kecuali
dawai yang terbuat dari kawat halus seperti
senar string .
Sekilas bentuk sasando mirip alat musik petik
lainnya yakni biola , gitar dan kecapi namun
uniknya sasando memiliki bunyi merdu khas
yang berbeda . Hal itu dikarenakan sasando
terbuat dari bambu dengan badan utama
dibentuk menjadi tabung panjang dan di
bagian tengah tabung diberi ganjalan melingkar
dari atas hingga ke bawah. Senar atau dawai
direntangkan dari atas hingga ke bawah
tabung . Tabung diletakan pada tempat yang
terbuat dari anyaman daun lontar dan
dibentuk setengah melingkar seperti kipas.
Sasando adalah alat musik tradisional yang
perlu dirawat rutin. Setiap 5 tahun sekali daun
lontar harus diganti karena sifatnya yang
mudah berjamur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar