17 / JANUARI /2015
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfm2p6bCOBQKP174VoEqNd3oqe5KUEGv8pKLIWOQ79MTTzrdeESNoo3-2usE8vzqgdIXi7IpjLCFaG2270_rXmg-t34rDH9CLDfAyvItLC7JorAo7x7qXuYJwC76rmTpIiQWhAon6tejdR/s200/perangkat+gamelan+jawa.jpg)
Sebagai warga negara yang berBhineka Tunggal Ika, hendaknya menghargai budayanya.salah satunya adalah
mengenal seperangkat Gamelan jawa. Gamelan
adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian.
Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang bersifat universal. Ini
berarti bahwa setiap bangsa dipastikan memiliki kesenian, namun wujudnya
berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Apabila antar
bangsa terjadi kontak budaya maka keseniannya pun juga ikut berkontak
sehingga dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarn bila unsur
seni dari bangsa lain disesuaikan dengan kondisi seternpat. Oleh karena
itu sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi perubahan
dan perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya.
Gamelan Jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada /
titi nada), yaituSlendro dan Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan
Slendro lebih tua usianya daripada GamelanPelog. Slendro memiliki 5
(lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval
yangsama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil.
Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F#
G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.
Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertunjukkan musik tersendiri
maupun pengiring tarianatau seni pertunjukkan seperti Wayang Kulit dan
Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan tersendiri,musik Gamelan biasanya
dipadukan dengan suara para penyanyi (penyanyi pria disebut wiraswaradan
penyanyi wanita disebut waranggana).Dalam masyarakat Jawa, orkestra
musik Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal dari kata“rawit”
yang berarti rumit, halus, kecil. Mengapa disebut demikian? Karena
memainkan Karawitanmemang tidak sekedar berfokus pada bunyi yang
dihasilkan oleh alat musik, tapi juga harus dapatmemahami kedalaman
makna dari musik yang sedang dimainkan tersebut.Mengingat bahwa
semuagendhing yang diciptakan berkorelasi dengan kehidupan manusia
sehari-hari, misalnya: adaGendhing yang merujuk pada keselamatan, ucapan
syukur, permintaan, permohonan, dansebagainya. Dengan memahami
kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan dituntut untuk tidak
memainkan alat-alat musik sekehendak hatinya, tetapi selalu berdasarkan
konteks yang ada.Inilah sebabnya mengapa memainkan Gamelan seringkali
dianggap “rumit”.
Seperangkat Gamelan jawa biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Berikut ini alat-alat musik yang terdapat dalam perangkat Gamelan :
1. Kendhang:
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiexjGwKXjjG3tHxb514a5ftZf_ovEiqp4a2NdwVQC1OzlxbHABemALooKJPhgHEIS7DWkycIjN0wTzzIpEZhnGrDHMYI2EJlDl1MbciBQNiuiTD6IlfWwLYMaermj0zFBrvNSxDFO9Ua7q/s1600/kendang1.jpg)
Kendhang
berfungsi utama untuk mengatur irama. Kendhang ini dibunyikan dengan
tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang
menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi
bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus
seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.Bisa
juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama
tanggung. Untuk bermain kendhang, dibutuhkan orang yang sangat
mendalami budaya Jawa, dan dimainkan dengan perasaan naluri si pemain,
tentu saja dengan aturan-aturan yang ada
2. Demung, Saron, Peking
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUsQx50pnvWrVDuI7vb1E1GGNip2fcJjhmagkA5ifRAeINsgpD63MLdE1VlyzSMTeVikx93UBvXCl2hWsTvgktTniJFg0vF8LzykeT98ril-euPOQCpZF7u8lnwuWlPve3B1a7AGTtb03C/s1600/demung_saron_peking.jpg)
Alat
ini berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf )
ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai
resonator.Instrumen mi ditabuh dengan tabuh dibuat dari kayu.Menurut
ukuran dan fungsinya, terdapat tiga jenis saron:- demung (Paling
besar),- saron (Sedang) dan,- peking(Paling kecil).
DEMUNG
Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah.Demung memainkan balungan
gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan
mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang
mempunyai lebih dari dua demung.
SARON
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi.Seperti demung, saron
barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas.Pada teknik
tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang
bertempo cepat. Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada
gamelan yang mempunyai lebih dan dua saron.
PEKING
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi.
Saron panerus atau peking ini memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.
3. Gong
Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi rasa
keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing yang panjang.
Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar
lagu, sehingga kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di antara dua
tabuhan gong) dinamakan gongan.
4. Bonang
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj83jXHGfTyiqTcEZZCRNRHiJTMZL4wtmn3T3i3yq901JEJpO8pim7q8BiJIuEItC8u2fmHqbb3ceNtckhoXysbmJI4cRoNwasosH25Bw_RvuHNFv3Bz73K-5B73cw4drB3iQ4HXT8L10wp/s1600/bonangb.gif)
Bonang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang panerus.
Perbedaannya pada besar dan kecilnyasaja, dan juga pada cara memainkan
iramanya. Bonang barung berukuran besar, beroktaf tengah sampai tinggi,
adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam
ansambel.Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang
selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu
instrumen-instrumen lainnya.Pada jenis gendhing bonang, bonang barung
memainkan pembuka gendhing dan menuntun alur lagu gendhing.
Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai
lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang
panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran
(lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
Bonang panerus adalah bonang yang kecil, beroktaf tinggi.
Pada teknik tabuhan pipilan, irama bonang panerus memiliki kecepatan
dalam bermain dua kali lipat dari pada bonang barung. Walaupun
mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi
sebagai lagu tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya.
Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
5. Slenthem
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP9L480Ikp6lJjtnjygVl-LTrhL1VwG8LQBRavij4KBxNHWim3b8oce8BwCDp8IcEiF-l-ZbC6rAmyE49fK6rvsTZGjzzhz39gUnYVsczVOCNxhliW73Brus6AlvHDsbVSdeQuPo62TyA4/s1600/slentem.jpg)
Menurut
konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender; malahan kadang-kadang
ia dinamakan gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak
bilah saron;
Slenthem beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti
demung dan saron barung, slenthem memainkan lagu balungan dalam
wilayahnya yang terbatas.
6. Kethuk dan Kenong
Kenong merupakan satu set instrumen jenis mirip gong berposisi
horisontal, ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu.
Dalam memberi batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah instrumen
kedua yang paling penting setelah gong.
Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat kalimat kalimat kenong.
Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada
kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing; ia bisa memainkan nada
yang sama dengan nada balungan; ia boleh juga mendahului nada balungan
berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing; atau ia dapat memainkan
nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk mendukung rasa
pathet.
Pada kenongan bergaya cepat, dalam ayaka yakan, srepegan, dan sampak,
tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-gendhing tersebut.
Kethuk sama dengan kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan
kenong selalu bermain jalin-menjalin, perbedaannya pada irama
bermainnya saja.
7. Gender
Instrumen terdiri dari bilah-bilah metal ditegangkan dengan tali di
atas bumbung-bumbung resonator.Gender ini dimainkan dengan tabuh
berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan tangkai pendek.
Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam gender yaitu
gender barung dan gender panerus.
8. Gambang
Instrumen dibuat dari bilah – bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang
juga berfungsi sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh
bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan
dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari
tanduk/sungu.Kebanyakan gambang memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya
pola pola lagu dengan ketukan ajeg.
Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme,
seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua
nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme
sinkopasi.
9. Rebab
Instrumen kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu
dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari
babad sapi. Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui
sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih.
Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka
gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan
dimainkan.Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja.
Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu
gendhing.Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal
kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
10. Siter
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3QSIAtYcPpHom9pGuYvPNkTZ-xilgNo8Gf0cQq8m_I8WKtvj5nNbRqDAfEmw0WQYMFFCHWC-05GkDPqCoyoFVp5nbqnWS83JN9_LyHCBnOuDgpiB1cf7blh07L42p3qQsyeneiN8zZep9/s200/siter.jpg)
Siter
merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string
(kawat) yang teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini
di lihat dari bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter,
siter penerus (ukurannya lebih kecil dari pada siter), dan clempung
(ukurannya lebih besar dari pada siter). Dalam sajian karawitan
klenengan atau konser dan iringan wayang fungsi siter sebagai pangrengga
lagu.
11. Suling
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjugUmVeLO2Q-ZN6ygkoHbLuUEuj8cPq6EMa6Ci8F6QTwdifkdqUWrtj6jRtJYgSogJ6GqVyre4n4NxBmFrRAfvUMjBSns_7yrAhU62UX2RDK29rFv4CgA3dV6m6CldU5XxjAK5yDMMuzjt/s200/suling.jpg)
Jenis
instrumen gamelan lainnya yang juga berfungsi sebagai pangrengga lagu
adalah suling. Instrumen ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang
diberi lubang sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya
yaitu bagian yang di tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup
dinamakan jamangan yang berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga
menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi atau suara Adapun
teknik membunyikannya dengan cara di tiup. Di dalam tradisi karawitan,
suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling yang berlaras Slendro memiliki
lubang empat yang hampir sama jaraknya, sedangkan yang berlaras Pelog
dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda. Ada pula suling dengan
lubang berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras Pelog dan Slendro.
Untuk suling laras Slendro dalam karawitan Jawatimuran apabila empat
lubang di tutup semua dan di tiup dengan tekanan sedang nada yang
dihasilkan adalah laras lu (3), sedangkan pada karawitan Jawatengahan
lazim dengan laras ro (2).
Begitu kayanya budaya di Indonesia, kita hendaknya menjaga kelestarian keanekaragaman budaya di Indonesia, salah satunya
seperangkat gamelan jawa.