Jumat, 06 Februari 2015

PANTAI SAWARNA





PANTAI SAWARNA

SAWARNA adalah nama pantainya, ada di suatu desa pesisir yang mempunyai beragam jenis tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi seperti pantai, sungai, rimba, panjat tebing, gua, serta agrowisata. Lokasi pesisir indah ini menyatu dengan cerita mistis Nyai Roro Kidul serta ekploitasi batu bara di Bayah serta Lebak oleh penjajah asing. 
Anda bakal berkesan dengan areal persawahan yang membentang luas, pemandangan desa yang asri, hembusan sejuk hawa khas desa agraris, serta deretan pohon kelapa serta pohon jati yang berjejer seperti pagar betisnya desa.
Wisata pantai Sawarna yang terletak di Lebak, Banten yaitu alternatif berlibur yg tidak jauh dari Jakarta. Pantai-pantai yang cantik serta alam yang tetap alami bakal bikin mengagumi akan wisatawan. 
Pertama kali menginjakkan kaki di Desa Sawarna, mata yang capek seakan hilang saat itu juga bertukar dengan ketakjuban alam. Di Desa Sawarna, bukit-bukit serta sawah-sawah berwarna hijau, pantai berpasir putih serta laut juga hijau kebiruan.

LOKASI PANTAI SAWARNA
Desa Sawarna ada di Kecamatan Bayah, Propinsi Banten. Desa ini mempunyai bentangan alam yang benar-benar memukau dimulai dari pantai, batuan karang, bukit, rimba lindung sampai goa juga ada di desa wisata ini. Wisatawan suka menyebut tempat wisata ini sebagai pantai sawarna banten atau pantai sawarna sukabumi, karena memang terletak dalam kawasan banten dan sukabumi.
Satu diantara pesona dari Desa Sawarna yaitu pantai Ciantir dengan barisan pasir putih serta jejeran pohon kelapa dan ombak laut yang menawan. Pantai ini paling banyak dikunjungi oleh wisatawan yang datang ke Desa Sawarna. Tak hanya lantaran pesonanya yang indah, pantai ini dapat dekat dengan penginapan yang ada disana. Pantai tanjung layar juga berikan kesejukan untuk siapapun yang memandangnya. Bentangan karang melingkari pantai ini, dengan 2 karang yang menjulang tinggi ke atas serta jadi ikon dari Sawarna
Jembatan besi adalah awal perjalanan Anda menuju desa sawarna, lebih jauh masuk jalan itu selanjutnya bakal disajikan panorama rimba lebat. Anda bisa bermain di pantainya ditemani bertaburnya pasir putih berkilap. Melihat pinggang pantai yang luas diiringi bunyi deburan ombak serta menderunya angin laut.

KULINER
Warga setempat di Sawarna yaitu nelayan penangkap ikan kecil impun serta ikan teri halus atau terkadang orang kota menamakannya teri medan. Disini Anda bisa beli teri halus cuma harga kurang dari 5 ribu rupiah. Rasa teri halus ini benar-benar gurih serta kerap di buat pepes atau digoreng campur terigu. Makanan ini bisa Anda dapatkan di warung-warung makan seputar pantai.
Paket Wisata adalah paket wisata yang kami jual untuk para wisatawan yang ingin berwisata ke sana tapi tidak ingin repot untuk menyiapkan segala keperluannya. Tinggal serahkan saja ke kami sebagai travel sawarna atau sering di sebut juga sebagai travel pantai sawarna. 
              
 

Senin, 19 Januari 2015

Air Terjun Bidadari

Air Terjun Bidadari

Air terjun bidadari merupakan air
terjun alami yang berada di
kampung cibimbim, desa Bojong
koneng, Babakan Madang, Kab
Bogor.
Air terjun alam setinggi 75 m dengan
sumber mata air dari kawasan hutan.

Cerita Air Terjun Bidadari
Pada awalnya menuju air terjun
bidadari hanya dapat ditempuh
dengan berjalan kaki Sejauh 2 km
dari kampung cibimbim. Dari
kejauhan air terjun terlihat sebagian
Karena tertutup bukit yang
membentuk
lembah. Kemudian bukit tersebut
digali Untuk perluasan kolam namun
ternyata Terdapat batu besar yang
kemudian dibelah Untuk jalan masuk
ke air terjun.
Diantara bebatuan tersebut terdapat
celah seperti goa yang konon
menjadi tempat bersembunyi jaka
tarub Saat melihat bidadari mandi
di air terjun ini. Sehingga air terjun
ini Disebut air terjun bidadari
karena menjadi
Tempat mandinya para bidadari

Air Terjun Widuri Grobogan , Purwodadi

Purwodadi, mungkin kota ini tak banyak
diketahui wisatawan. Padahal, kekayaan dan
keindahan alam di sini bisa menjadi magnet
besar untuk dikunjungi.
Purwodadi, terutama Kabupaten Grobogan,
menyimpan wisata alam yang potensial. Sebut
saja Api Abadi Mrapen, Bleduk Kewu,
Sendang Coyo, Sendang Kenyongan, Goa
Stalaktit dan Stalakmit, juga Air Terjun
Widuri.
Air Terjun Widuri memiliki pesona
kecantikan yang luar biasa. Air terjun ini
berada di kawasan hutan jati yang masih
alami dan memiliki pemandangan yang indah.
Ia diapit pegunungan dan sawah yang
membuatnya tampak lebih cantik dan
mengesankan.
Lokasi air terjun ini berada di lokasi alam
yang menantang. Untuk menggapainya, kita
akan melewati jalur yang cukup berliku.
Namun ketika sampai, pemandangan Air
Terjun Widuri ini membayar semua
kelelahan anda. Lokasi ini cocok untuk anda
yang berjiwa petualang.
Air yang bersih dari Air Terjun Widuri ini
mengundang para wisatawan untuk
berdatangan. Puncaknya, pengungjung akan
ramai ketika musim liburan dan bulan puasa.
Jika anda ingin mengunjungi Air Terjun
Widuri ini, anda bisa ke Jalan Purwodadi-
Blora KM 10. Air terjun ini merupakan air
terjun satu-satunya di Kabupaten Grobogan,
Desa Batur, Kecamatan Tawangharjo.

Sabtu, 17 Januari 2015

KEKAYAAN ALAM INDONESIA

         * KEKAYAAN ALAM INDONESIA *

     Kita sebagai warga Indonesia patut  berbangga karena keindahan & kebudayaan Indonesia yang sangat beragam . Seperti keindahan alam laut , gunung , pantai dll. Selain itu , kita juga memiliki kebudayaan & tradisi dari daerah - daerah yang ada di Indonesia . Seperti tradisi Rambu Solo' , Ngaben , Karapan Sapi dll.
         Kita harus terus melestarikan kekayaan alam tersebut agar bisa terus di nikmati oleh seluruh warga Indonesia & para wisatawan asing yang ingin berkunjung ke negri kita untuk melihat kekayaan alam yang kita miliki.
           Cara untuk tetap melestarikan kebudayaan alam kita adalah :
- Mempelajari kesenian di Indonesia . Seperti : Tari - tarian , Wayang , Reog dll.
- Melaksanakannya sesuai adat istiadat yang ada.
- Menjunjung tinggi kebudayaan Indonesia ketimbang kebudayaan asing.
- Mengajarkan kebudayaan Indonesia ke kancah internasional agar. kebudayaan Indonesia di kenal sampai ke penjuru dunia.
              Itulah salah satu cara agar kebudayaan Indonesia tetap lestari & di kenal hingga penjuru dunia.

Itu adalah salah satu artikel yang dapat saya tulis semoga artikel ini dapat membuat kita semua tetap menjaga & melestarikan kekayaan alam yang kita miliki.

                               By : Anindya P Putri.

《 Anindya Primandhita Putri 》 ^_^           

Air Terjun Parangloe Gowa , Sulawesi Selatan

Air Terjun
Parangloe
merupakan air
terjun terindah di
wilayah Sulawesi
Selatan karena
memiliki
karakteristik air
terjun yang
bertingkat dengan
susuan batu yang
menarik dan
airnya yang
jernih. Tempat ini
masih sangat asri,
masih jarang
orang yang datang
berkunjung dan
akses untuk
menuju tempat ini
masih cukup sulit
karena kita harus
menuruni jalan
setapak yang lebih
mirip sebagai jalur
air hujan dengan
tingkat kemiringan
30 s.d 45 derajat.
Lokasi
Terletak di Desa
Parangloe,
Kecamatan
Parangloe,
Kabupaten Gowa ,
Propinsi Sulawesi
Selatan .

Dan ini adalah salah satu foto dari keindahan air terjun ini :

Asal Mula Dari Keindahan Danau Toba

Asal Mula Danau Toba

Danau Toba dengan panjang 100 kilometer dan
lebar 30 kilometer merupakan danau terbesar di
Indonesia. Danau yang di tengahnya terdapat
Pulau Samosir ini terletak di Provinsi Sumatra
Utara. Menurut cerita, danau vulkanik ini
dahulu merupakan sebuah aliran sungai. Namun
karena terjadi sebuah peristiwa yang luar
biasa, aliran sungai tersebut berubah menjadi
danau. Peristiwa apakah yang terjadi sehingga
aliran sungai itu berubah menjadi danau? Ikuti
kisahnya dalam cerita Asal Mula Danau Toba
berikut ini.
* * *
Alkisah, di daerah Sumatra Utara, Indonesia,
hiduplah seorang pemuda pengembara. Ia
mengembara ke berbagai negeri. Pada suatu
hari, sampailah ia di sebuah tempat yang
alamnya indah dan subur. Di sekitar tempat itu
terdapat sebuah sungai yang jernih airnya.
Pemuda itu tertarik untuk menetap di tempat
itu. Akhirnya, ia pun membangun sebuah rumah
sederhana tidak jauh dari sungai. Rumah itu
terdiri dari sebuah kamar tidur dan sebuah
ruang dapur untuk memasak.
Usai mendirikan rumah, pemuda itu segera
mencari sebidang tanah yang subur untuk ia
tanami berbagai jenis tanaman seperti umbi-
umbian dan sayur-sayuran. Setelah menemukan
tempat yang cocok, ia pun mulai membuka
lahan dengan menebangi pohon-pohon besar
dan membabat semak-semak belukar. Setiap
kali pulang ke rumahnya, ia selalu membawa
kayu bakar dan menyimpannya di kolong
rumahnya untuk digunakan memasak sehari-
hari. Selain berladang, pemuda itu pergi ke
sungai untuk memancing ikan untuk dijadikan
lauk.
Pada suatu hari, sepulang dari ladangnya,
pemuda itu pergi ke sungai memancing ikan.
Sesampainya di sungai, ia pun segera
melemparkan pancing ke tengah sungai. Sudah
cukup lama ia memancing, tapi tak seekor ikan
pun yang menyentuh umpannya. Berkali-kali ia
mengangkat dan melemparkan kembali pancing
ke sungai, namun belum juga ada ikan yang
memakan umpannya.
“Aneh! Kenapa tidak seekor ikan pun yang
menyentuh umpanku? Padahal biasanya setiap
aku melemparkan pancingku ke sungai langsung
disambar ikan. Apakah ikan di sungai ini sudah
habis?” pikirnya dalam hati.
Beberapa saat kemudian, pemuda itu mencoba
sekali lagi menarik dan melemparkan kembali
pancingnya agak ke tengah sungai. Tetapi,
tetap saja belum membuahkan hasil. Akhirnya
ia memutuskan untuk berhenti memancing.
Namun, ketika hendak menarik pancingnya,
tiba-tiba seekor ikan menyambarnya. Setelah
beberapa saat membiarkan pancingnya ditarik
ikan itu ke sana kemari, ia pun menariknya
dengan pelan-pelan.
“Aduuuh, berat sekali! Ini pasti ikan besar yang
menarik pancingku,” pikir pemuda itu.
Ternyata benar. Setelah dengan susah payah
pemuda itu menarik pancingnya hingga ke tepi
sungai, tampaklah seekor ikan besar tergantung
dan mengelepar-gelepar di ujung tali
pancingnya. Dengan cepat, ia mengangkat
pancingnya agak jauh ke darat agar tidak
terlepas ke sungai. Alangkah senang hati
pemuda itu, karena baru kali ini ia
mendapatkan ikan sebesar itu. Saat ia melepas
mata pancingnya, ikan itu menatapnya dengan
penuh arti. Ia merasa tatapan mata ikan itu
bagai tatapan mata seorang gadis yang jatuh
hati kepadanya. Namun, pemuda itu berpikir
bahwa tidak mungkin seekor ikan bisa jatuh
hati kepadanya. Dengan perasaan gembira, ia
pun segera memasukkan ikan itu ke dalam
keranjang ikan. Setelah itu, ia bergegas pulang
ke rumahnya sambil tersenyum membayangkan
betapa lezatnya daging ikan besar itu jika
dipanggang.
Sesampainya di rumah, pemuda itu langsung
membawa ikan itu ke dapur. Ketika hendak
memanggang ikan itu, ternyata persediaan
kayu bakar telah habis. Ia pun segera keluar
mengambil kayu bakar di kolong rumahnya.
Alangkah terkejutnya ia setelah kembali ke
dapurnya. Ikan yang tersimpan di
keranjangnya sudah tidak ada lagi.
“Di mana ikanku? Bukankah tadi dia masih di
keranjang ini?” gumam pemuda itu dengan
heran.
Ketika memeriksa wadahnya, pemuda itu
melihat beberapa keping uang emas. Ia pun
semakin heran dan bingung.
“Aneh! Kenapa ada kepingan uang emas di
sini? Siapa yang menaruhnya?” gumamnya lagi.
Dengan perasaan bingung, pemuda itu
mengambil kepingan uang emas itu dan hendak
menyimpannya di kamar. Betapa terkejutnya ia
saat membuka pintu kamarnya. Ia melihat
seorang gadis sedang berdiri di depan cermin
sambil menyisir rambutnya yang panjang
terurai. Ketika gadis itu membalikkan badan
dan memandangnya, darah pemuda itu
langsung tersirap melihat kecantikannya.
Selama bertahun-tahun mengembara ke
berbagai negeri, baru kali ini ia melihat gadis
secantik dia.
“Hai, siapa kamu? Kenapa bisa berada di
dalam kamarku?” tanya pemuda itu heran.
Gadis itu bukannya menjawab pertanyaan si
pemuda, tetapi ia malah mengajaknya agar
menemaninya ke dapur. Tanpa berkata
sedikitpun, pemuda itu menuruti pemintaan
sang Gadis. Sesampainya di ruang dapur, gadis
itu langsung mengambil beras untuk dimasak.
Sambil menunggu nasi matang, gadis itu pun
bercerita kepada si pemuda.
“Maaf Tuan, jika kehadiran hamba di sini telah
mengusik ketenangan Tuan. Sebenarnya hamba
adalah penjelmaan dari ikan yang Tuan bawa
dari sungai tadi. Sedangkan kepingan uang
emas yang ada di wadah itu adalah
penjelmaan sisik hamba,” kata gadis itu.
Sang Pemuda seakan-akan tidak percaya
dengan perkataan gadis itu. Tetapi apa yang
dihadapinya itu adalah kenyataan, bukan
hanya mimpi belaka. Belum sempat ia berkata
apa-apa, si gadis kembali angkat bicara.
“Jika Tuan berkenan, bolehkah hamba tinggal
bersama Tuan di sini?” pinta gadis itu.
“Dengan senang hati, Putri!” jawab pemuda itu.
Akhirnya, gadis itu pun tinggal di rumahnya.
Setelah beberapa minggu hidup bersama,
pemuda itu melamarnya untuk dijadikan istri.
“Baiklah, Tuan! Hamba menerima lamaran
Tuan, tapi Tuan harus memenuhi satu
permintaan hamba,” kata gadis itu.
“Apakah permintaanmu itu, Putri?” tanya
pemuda itu.
“Tuan harus berjanji untuk tidak menceritakan
asal usul hamba sebagai penjelmaan ikan
kepada siapa pun,” pinta gadis itu.
“Baiklah, saya terima permintaanmu. Saya
bersumpah tidak akan pernah mengungkit asul-
usul, Putri,” kata pemuda itu.
Setelah pemuda itu mengucapkan sumpah,
keduanya pun menikah. Setahun kemudian,
mereka pun dikaruniai seorang anak laki-laki
yang tampan. Mereka merawat dan
membesarkan anak itu dengan perhatian dan
kasih sayang. Namun karena kasih sayang yang
berlebihan, anak itu menjadi anak yang manja
dan pemalas.
Ketika anak itu beranjak remaja, ibunya sering
menyuruhnya mengantarkan makanan dan
minuman untuk ayahnya yang sedang bekerja
di ladang. Namun anak itu selalu menolak
perintah ibunya, sehingga terpaksalah ibunya
yang harus mengantar makanan itu.
Pada suatu hari, sang Ibu sedang merasa tidak
enak badan. Ia pun menyuruh anaknya agar
mengantarkan bungkusan yang berisi nasi dan
ikan panggang untuk ayahnya. Mulanya anak
itu menolak, namun karena sang Ibu terus
memaksanya, akhirnya dengan perasaan kesal
anak itu mengantar makanan itu. Di tengah
perjalanan, tiba-tiba anak itu merasa lapar.
Ia pun berhenti dan membuka bungkusan itu.
Dengan lahapnya, ia memakan sebagian nasi
dan lauknya hingga yang tersisa hanya sedikit
nasi dan daging ikan yang menempel di tulang.
Setelah kenyang, ia pun membungkus kembali
makanan itu dan melanjutkan perjalanan
menuju ke ladang. Sesampainya di ladang, ia
segera menyerahkan bungkusan itu kepada
ayahnya.
“Wah, kamu memang anak yang rajin, Anakku!’
puji sang sambil tersenyum.
Sang Ayah yang sudah kelaparan segera
membuka bungkusan itu. Alangkah terkejutnya
ia saat melihat isi bungkusan itu yang hanya
sisa-sisa. Hatinya yang semula senang dan
gembira, tiba-tiba berubah menjadi kesal dan
marah.
“Hai, kenapa isi bungkusan ini hanya sisa-
sisa?” tanya sang Ayah dengan wajah memerah.
“Maaf, Ayah! Di perjalanan tadi saya sangat
lapar, jadi saya makan sebagian isi bungkusan
itu,” jawab sang Anak.
Mendengar jawaban itu, kemarahan sang Ayah
pun semakin memuncak. Ia pun memukul
anaknya sambil berkata, “Dasar anak tidak
tahu diuntung! Kamu memang benar-benar
anak keturuan ikan!”
Sambil menahan rasa sakit dipukuli, anak itu
bertanya kepada ayahnya, “Apa maksud Ayah?
Kenapa mengatakan aku anak keturunan
ikan?”
“Asal kamu tahu saja, ibumu adalah
penjelmaan seekor ikan,” jawab Ayahnya.
Mendengar jawaban ayahnya, anak itu segera
berlari pulang ke rumahnya sambil menangis.
Sesampainya di rumah, ia pun langsung
mengadu kepada ibunya.
“Ibu..., Ibu...! Ayah memukulku dan
mengatakan aku anak keturunan ikan,” kata
anak itu.
Sang Ibu sangat sedih mendengar pengaduan
anaknya itu, karena suaminya telah melanggar
sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang
mengungkit asal asulnya. Seketika itu pula ia
menyuruh anaknya agar naik ke puncak bukit.
“Anakku! Naiklah ke puncak bukit itu dan
panjatlah pohon yang paling tinggi!” seru sang
Ibu sambil meneteskan air mata.
Tanpa banyak tanya lagi, anak itu pun segera
berlari ke atas bukit yang tidak jauh dari
rumah mereka. Ketika anak itu sampai di lereng
bukit, sang Ibu pun segera berlari menuju ke
sungai. Saat ia berada di tepi sungai, cuaca
yang semula cerah, tiba-tiba berubah menjadi
gelap gulita. Langit bergemuruh disusul petir
menyambar-nyambar yang disertai dengan
hujan yang sangat deras. Pada saat itulah,
sang Ibu segera melompat ke dalam sungai dan
tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar.
Tak berapa lama kemudian, sungai itu banjir
dan airnya meluap ke mana-mana, sehingga
tergenanglah lembah tempat sungai itu
mengalir. Lama kelamaan, genangan air itu
semakin meluas dan akhirnya berubah menjadi
sebuah danau yang sangat besar. Oleh
masyarakat setempat, danau itu dinamakan
Danau Toba.
* * *
Demikian cerita Asal Mula Danau Toba dari
daerah Sumatra Utara, Indonesia. Cerita di
atas termasuk kategori legenda yang
mengandung nilai-nilai moral yang dapat
dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-
hari. Sedikitnya ada dua nilai moral yang
dapat dipetik dari cerita di atas, yaitu akibat
buruk sifat terlalu memanjakan anak dan sifat
tidak pandai menjaga amanah.
Pertama, akibat buruk karena terlalu
memanjakan anak, sebagaimana tampak pada
sikap si Pengembara dan istrinya yang terlalu
memanjakan anaknya dengan mencurahkan
perhatian dan kasih sayang secara berlebihan.
Akibatnya, anaknya pun menjadi pemalas.
Kedua, akibat buruk tidak pandai memelihara
amanah Orang yang tidak pandai memelihara
amanah adalah orang yang tidak dapat
dipercaya. Hal inilah yang terjadi pada si
Pengembara yang telah mengingkari janji dan
sumpahnya dengan mengungkit-ungkit asal-
usul istrinya di depan anak mereka. Akibatnya,
istrinya pun pergi meninggalkannya dan
kembali menjelma menjadi seekor ikan besar.
Dikatakan dalam tunjuk ajar Melayu:
siapa melalaikan amanah,
hidup matinya takkan berkah
siapa menolak amanah,
balak menimpa hidupnya punah

Upacara Rambu Solo' di Tana Toraja

Rambu Solo'
Rambu Solo' adalah kata dalam bahasa
Toraja yang secara harafiah berarti asap
yang arahnya ke bawah.Asap yang arahnya
ke bawah artinya ritus-ritus persembahan
(asap) untuk orang mati yang dilaksanakan
sesudah pukul 12 ketika matahari mulai
bergerak menurun. [1] Rambu solo’ sering
juga disebut Aluk Rampe Matampu’ , ritus-
ritus di sebelah barat, sebab sesudah pukul
12 matahari berada di sebelah barat. [1] Oleh
karena itu ritus-ritus persembahan
dilaksanakan di sebelah barat Tongkonan ,
rumah adat Toraja.[1] Tidak ada undangan
khusus bagi orang-orang yang akan
menghadiri ritus ini.[1] Setiap masyarakat
Toraja menyadari bahwa mereka terhisab
dalam persekutuan masyarakat Toraja, dan
nilai-nilainya hanya dapat dihayati secara
benar dan eksistensial oleh orang Toraja. [1]
Jenis Upacara
Jenis upacara ditentukan oleh status orang
yang meninggal, dalam masyarakat Toraja
dikenal sebagai tana’ atau kelas. Ada
beberapa stratifikasi upacara rambu solo’,
sebagai berikut [1] : 1. Didedekan palungan ,
berlaku untuk semua tana’ atau kelas. 2.
Disilli’ , berlaku untuk semua kelas. 3. Dibai
Tungga’ , berlaku untuk semua kelas. 4. Dibai
a’pa’ , berlaku untuk semua kelas. 5. Tedong
tungga’ , untuk semua kelas. 6. Tedong tallu
atau tallung bongi, untuk tana’ karurung ke
atas. 7. Tedong pitu , limang bongi, untuk
tana’ bassi . 8. Tedong kasera , pitung bongi,
untuk tana’bassi dan tana’ bulaan . 9.
Rapasan , untuk tana’ bassi dan tana’
bulaan . Jenis upacara pertama dan kedua
diselenggarakan untuk kematian anak. [1]
Jenis ketiga dan keempat berlaku hanya bagi
para budak. [1] Jenis kelima berlaku untuk
semua kelas, termasuk budak asal sanggup
menanggung biayanya. [1] Dengan alasan
ekonomis jenis upacara ketujuh merupakan
yang paling sering dilaksanakan.

Keindahan Candi Cetho

CANDI CETHO

Candi Ceto (hanacaraka: ​​ꦕꦼꦛ, ejaan bahasa
Jawa latin: cethå ) merupakan candi bercorak
agama Hindu yang diduga kuat dibangun
pada masa-masa akhir era Majapahit (abad
ke-15 Masehi). Lokasi candi berada di lereng
Gunung Lawu pada ketinggian 1496 m di atas
permukaan laut [1] , dan secara
administratif berada di Dusun Ceto, Desa
Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten
Karanganyar .
Kompleks candi digunakan oleh penduduk
setempat dan juga peziarah yang beragama
Hindu sebagai tempat pemujaan. Candi ini
juga merupakan tempat pertapaan bagi
kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/
Kejawen .
Penemuan
Laporan ilmiah pertama mengenai Candi Ceto
dibuat oleh van de Vlies pada tahun 1842[1] .
A.J. Bernet Kempers juga melakukan
penelitian mengenainya. Ekskavasi
(penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi
dan penemuan objek terpendam dilakukan
pertama kali pada tahun 1928 oleh Dinas
Purbakala ( Commissie vor Oudheiddienst )
Hindia Belanda . Berdasarkan keadaannya
ketika reruntuhannya mulai diteliti, candi
ini diperkirakan berusia tidak jauh berbeda
dari Candi Sukuh , yang cukup berdekatan
lokasinya.

SASANDO ROTE

Sejarah alat musik sasando menurut penuturan
masyarakat di Pulau Rote diawali seorang
pemuda bernama Sangguana. Suatu hari ia pergi
menuju padang sabana , karena kelelahan
kemudian ia berhenti untuk beristirahat sejenak
di bawah pohon lontar . Secara tidak sengaja ia
pun tertidur dan bermimpi sedang memainkan
sebuah alat musik dari pohon lontar dan
berikutnya mimpi tersebut menginspirasinya
untuk menciptakan alat musik yang kemudian
dikenal sebagai sasando.
Sasando merupakan alat musik tradisional khas
Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur . Di Pulau Rote,
istilah sasando sering disebut sasandu yang
berarti alat yang bergetar atau berbunyi ,
sedangkan di Kupang disebut Sasando . Cara
memainkan alat musik ini dengan dipetik.
Bahan pembuat sasando secara keseluruhan
terbuat dari pohon -daun lontar, bambu, kecuali
dawai yang terbuat dari kawat halus seperti
senar string .
Sekilas bentuk sasando mirip alat musik petik
lainnya yakni biola , gitar dan kecapi namun
uniknya sasando memiliki bunyi merdu khas
yang berbeda . Hal itu dikarenakan sasando
terbuat dari bambu dengan badan utama
dibentuk menjadi tabung panjang dan di
bagian tengah tabung diberi ganjalan melingkar
dari atas hingga ke bawah. Senar atau dawai
direntangkan dari atas hingga ke bawah
tabung . Tabung diletakan pada tempat yang
terbuat dari anyaman daun lontar dan
dibentuk setengah melingkar seperti kipas.
Sasando adalah alat musik tradisional yang
perlu dirawat rutin. Setiap 5 tahun sekali daun
lontar harus diganti karena sifatnya yang
mudah berjamur.

Jumat, 16 Januari 2015

Pantai Pandawa di Kutuh Bali

Pantai Pandawa

Pantai Pandawa, salah satu pantai pasir putih di Bali yang wajib dikunjungi. Pantai Pandawa terletak di Desa Kutuh, Kabupaten Badung dan lebih terkenal dikalangan wisatawan mancanegara khususnya Australia dengan nama secret beach. Sedangkan masyarakat lokal lebih mengenal dengan nama pantai Kutuh.
Saat ini, Pantai Pandawa Kutuh, tidak lagi didominasi oleh wisatawan asing. Malahan yang banyak berlibur di pantai Pandawa Kutuh adalah wisatawan domestik.
Setiap wisatawan yang mengunjungi pantai di desa Kutuh ini, akan terkesima dengan pemandangan pantai. Anda akan mendapatkan pasir putih yang bersih, serta ombak yang tenang, bebas dari polusi dan pedagang acung.
pantai pandawa

Lokasi Pantai Pandawa Kutuh Bali

Lalu pantai Pandawa dimana lokasinya? Apa ada peta petunjuk arah untuk menuju ke pantai di desa Kutuh? Tentunya ada, bagi yang menginginkan peta lokasi pantai Pandawa, silakan klik link di bawah.
Dari airport Ngurah Rai, akan menempuh waktu perjalanan 1 jam dengan jarak 18 kilometer. Walaupun jarak hanya 18 kilometer, waktu yang diperlukan untuk mencapai lokasi adalah satu jam.
Karena jalan menuju pantai di desa Kutuh, berliku-liku dan anda memasuki daerah kemacetan, terutama di depan tempat wisata GWK Jimbaran. Jika anda kurang familiar untuk mencari lokasi dari pantai di Desa Kutuh, anda dapat mengunakan jasa Bali sewa mobil dengan supir. Supir anda akan dengan senang hati mengantar anda ke pantai Kutuh.
jalan menuju ke pantai pandawa
Untuk memasuki kawasan pantai Kutuh, anda harus melewati sebuah jalan yang diapit oleh tebing batu yang terjal, di tebing terjal ini terdapat patung dari Panca Pandawa, karena itu dinamakan Pantai Pandawa.
Rentang dari pantai ini adalah sekitar 1 kilometer, dengan dibatasi oleh tebing kapur membuat pantai ini sangat diminati oleh wisatawan domestik. Jalan menuju pantai sudah di aspal, tempat parkir juga tersedia luas.

Harga Tiket Masuk

Hampir semua tempat wisata di Bali akan di kenakan biaya tiket masuk, saat kami mengupdated artikel ini, per tanggal 03 Januari 2015. Harga tiket masuk per orang Rp 10.000 dan masih dikenakan parkir per mobil, yaitu Rp 5.000.
Jika terdapat perubahan terhadap harga tiket masuk, kami akan segera mengupdate artikel ini.
patung pandawa di pantai kutuh

Tempat Makan & Pijat Tradional

Jika anda berkunjung ke pantai ini, bersama keluarga dan anak-anak. Tidak usah membawa bekal makanan dan minuman sendiri. Di pantai ini, banyak warung makan yang menjual nasi goreng, mie goreng, hidangan laut bakar dan beberapa jenis makanan barat.
Jika anda ingin berjemur di pantai ini, warung makanan disini menyediakan kursi berjemur berserta payung yang dapat anda sewa.
Ingin mencoba pijak refleksi? Di pantai ini tersedia jasa pijat refleksi, untuk pijat refleksi selama 30 menit, akan dikenakan biaya sebesar Rp 40.000 dan untuk satu jam Rp 70.000.

Aktivitas Yang Dapat Di Lakukan Di Pantai Pandawa

Kami dapat rekomendasikan pantai ini sebagai salah satu tempat wisata untuk anak di Bali. Selain melakukan aktivitas berenang, di pantai ini juga tersedia jasa sewa kano untuk rekreasi air.
Untuk penyewaan 1 Kano akan dikenakan biaya Rp 15.000, satu Kano bisa untuk 2 orang. Takut tenggelam? Saat anda menyewa kano, akan disediakan jaket pelampung.
kano pantai kutuh


GAMELAN JAWA


MENGENAL SEPERANGKAT GAMELAN JAWA



Sebagai warga negara yang berBhineka Tunggal Ika, hendaknya menghargai budayanya.salah satunya adalah mengenal seperangkat Gamelan jawa. Gamelan adalah produk budaya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kesenian. Kesenian merupakan salah satu unsur budaya yang bersifat universal. Ini berarti bahwa setiap bangsa dipastikan memiliki kesenian, namun wujudnya berbeda antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Apabila antar bangsa terjadi kontak budaya maka keseniannya pun juga ikut berkontak sehingga dapat terjadi satu bangsa akan menyerap atau mengarn bila unsur seni dari bangsa lain disesuaikan dengan kondisi seternpat. Oleh karena itu sejak keberadaan gamelan sampai sekarang telah terjadi perubahan dan perkembangan, khususnya dalam kelengkapan ansambelnya.
Gamelan Jawa sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua laras (tangga nada / titi nada), yaituSlendro dan Pelog. Menurut mitologi Jawa, Gamelan Slendro lebih tua usianya daripada GamelanPelog. Slendro memiliki 5 (lima) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 (C- D E+ G A) dengan interval yangsama atau kalau pun berbeda perbedaan intervalnya sangat kecil. Pelog memiliki 7 (tujuh) nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 (C+ D E- F# G# A B) dengan perbedaan interval yang besar.
Gamelan dapat dimainkan sebagai sebuah pertunjukkan musik tersendiri maupun pengiring tarianatau seni pertunjukkan seperti Wayang Kulit dan Ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukkan tersendiri,musik Gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi (penyanyi pria disebut wiraswaradan penyanyi wanita disebut waranggana).Dalam masyarakat Jawa, orkestra musik Gamelan biasanya disebut “Karawitan”. Berasal dari kata“rawit” yang berarti rumit, halus, kecil. Mengapa disebut demikian? Karena memainkan Karawitanmemang tidak sekedar berfokus pada bunyi yang dihasilkan oleh alat musik, tapi juga harus dapatmemahami kedalaman makna dari musik yang sedang dimainkan tersebut.Mengingat bahwa semuagendhing yang diciptakan berkorelasi dengan kehidupan manusia sehari-hari, misalnya: adaGendhing yang merujuk pada keselamatan, ucapan syukur, permintaan, permohonan, dansebagainya. Dengan memahami kedalaman tersebut maka sang pemain Gamelan dituntut untuk tidak memainkan alat-alat musik sekehendak hatinya, tetapi selalu berdasarkan konteks yang ada.Inilah sebabnya mengapa memainkan Gamelan seringkali dianggap “rumit”.
Seperangkat Gamelan jawa biasanya terdiri dari beberapa alat musik. Berikut ini alat-alat musik yang terdapat dalam perangkat Gamelan :
1. Kendhang:
Kendhang berfungsi utama untuk mengatur irama. Kendhang ini dibunyikan dengan tangan, tanpa alat bantu.Jenis kendang yang kecil disebut ketipung, yang menengah disebut kendang ciblon/kebar. Pasangan ketipung ada satu lagi bernama kendang gedhe biasa disebut kendang kalih.
Kendang kalih dimainkan pada lagu atau gendhing yang berkarakter halus seperti ketawang, gendhing kethuk kalih, dan ladrang irama dadi.Bisa juga dimainkan cepat pada pembukaan lagu jenis lancaran ,ladrang irama tanggung.  Untuk bermain kendhang, dibutuhkan orang yang sangat mendalami budaya Jawa, dan dimainkan dengan perasaan naluri si pemain, tentu saja dengan aturan-aturan yang ada
2. Demung, Saron, Peking                                       
Alat ini  berbentuk bilahan dengan enam atau tujuh bilah (satu oktaf ) ditumpangkan pada bingkai kayu yang juga berfungsi sebagai resonator.Instrumen mi ditabuh dengan tabuh dibuat dari kayu.Menurut ukuran dan fungsinya, terdapat tiga jenis saron:- demung (Paling besar),- saron (Sedang) dan,- peking(Paling kecil).


DEMUNG
Alat ini berukuran besar dan beroktaf tengah.Demung memainkan balungan gendhing dalam wilayahnya yang terbatas.Umumnya, satu perangkat gamelan mempunyai satu atau dua demung.Tetapi ada gamelan di kraton yang mempunyai lebih dari dua demung.
SARON
Alat ini berukuran sedang dan beroktaf tinggi.Seperti demung, saron barung memainkan balungan dalam wilayahnya yang terbatas.Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, dua saron memainkan lagu jalin menjalin yang bertempo cepat. Seperangkat gamelan mempunyai dua saron, tetapi ada gamelan yang mempunyai lebih dan dua saron.
PEKING
Berbentuk saron yang paling kecil dan beroktaf paling tinggi.
Saron panerus atau peking ini memainkan tabuhan rangkap dua atau rangkap empat lagu balungan.
3. Gong
 Gong menandai permulaan dan akhiran gendhing dan memberi rasa keseimbangan setelah berlalunya kalimat lagu gendhing yang panjang.
Gong sangat penting untuk menandai berakhirnya satuan kelompok dasar lagu, sehingga kelompok itu sendiri (yaitu kalimat lagu di antara dua tabuhan gong) dinamakan gongan.


4. Bonang
Bonang dibagi menjadi dua jenis, yaitu bonang barung dan bonang panerus.
Perbedaannya pada besar dan kecilnyasaja, dan juga pada cara memainkan iramanya. Bonang barung berukuran besar, beroktaf tengah sampai tinggi, adalah salah satu dari instrumen-instrumen pemuka dalam ansambel.Khususnya dalam teknik tabuhan pipilan, pola-pola nada yang selalu mengantisipasi nada-nada yang akan datang dapat menuntun lagu instrumen-instrumen lainnya.Pada jenis gendhing bonang, bonang barung memainkan pembuka gendhing dan menuntun alur lagu gendhing.
Pada teknik tabuhan imbal-imbalan, bonang barung tidak berfungsi sebagai lagu penuntun; ia membentuk pola-pola lagu jalin-menjalin dengan bonang panerus, dan pada aksen aksen penting bonang boleh membuat sekaran (lagu-lagu hiasan), biasanya di akhiran kalimat lagu.
Bonang panerus adalah bonang  yang kecil, beroktaf tinggi.
Pada teknik tabuhan pipilan, irama bonang panerus memiliki kecepatan dalam bermain dua kali lipat dari pada bonang barung. Walaupun mengantisipasi nada-nada balungan, bonang panerus tidak berfungsi sebagai lagu tuntunan, karena kecepatan dan ketinggian wilayah nadanya.
Dalam teknik tabuhan imbal-imbalan, bekerja sama dengan bonang barung, bonang panerus memainkan pola-pola lagu jalin menjalin.
5. Slenthem
Menurut konstruksinya, slenthem termasuk keluarga gender; malahan kadang-kadang ia dinamakan gender panembung. Tetapi slenthem mempunyai bilah sebanyak bilah saron;
Slenthem beroktaf paling rendah dalam kelompok instrumen saron. Seperti demung dan saron barung, slenthem memainkan lagu balungan dalam wilayahnya yang terbatas.
6. Kethuk dan Kenong
 Kenong merupakan satu set instrumen jenis mirip gong berposisi horisontal, ditumpangkan pada tali yang ditegangkan pada bingkai kayu. Dalam memberi batasan struktur suatu gendhing, kenong adalah instrumen kedua yang paling penting setelah gong.
Kenong membagi gongan menjadi dua atau empat kalimat kalimat kenong.
Di samping berfungsi menggaris-bawahi struktur gendhing, nada-nada kenong juga berhubungan dengan lagu gendhing; ia bisa memainkan nada yang sama dengan nada balungan; ia boleh juga mendahului nada balungan berikutnya untuk menuntun alun lagu gendhing; atau ia dapat memainkan nada berjarak satu kempyung dengan nada balungan, untuk mendukung rasa pathet.
Pada kenongan bergaya cepat, dalam ayaka yakan, srepegan, dan sampak, tabuhan kenong menuntun alur lagu gendhing-gendhing tersebut.
Kethuk sama dengan kenong, fungsinya juga sama dengan kenong. Kethuk dan kenong selalu bermain jalin-menjalin, perbedaannya pada irama bermainnya saja.
7. Gender
 Instrumen terdiri dari bilah-bilah metal ditegangkan dengan tali di atas bumbung-bumbung resonator.Gender ini dimainkan dengan tabuh berbentuk bulat (dilingkari lapisan kain) dengan tangkai pendek.
Sesuai dengan fungsi lagu, wilayah nada, dan ukurannya, ada dua macam gender yaitu
gender barung dan gender panerus.

8.  Gambang
Instrumen dibuat dari bilah – bilah kayu dibingkai pada gerobogan yang juga berfungsi sebagai resonator. Berbilah tujuh-belas sampai dua-puluh bilah, wilayah gambang mencakup dua oktaf atau lebih. Gambang dimainkan dengan tabuh berbentuk bundar dengan tangkai panjang biasanya dari tanduk/sungu.Kebanyakan gambang memainkan gembyangan (oktaf) dalam gaya pola pola lagu dengan ketukan ajeg.
Gambang juga dapat memainkan beberapa macam ornamentasi lagu dan ritme, seperti permainan dua nada dipisahkan oleh dua bilah, atau permainan dua nada dipisahkan oleh enam bilah, dan pola lagu dengan ritme – ritme sinkopasi.
9. Rebab
 Instrumen kawat-gesek dengan dua kawat ditegangkan pada selajur kayu dengan badan berbentuk hati ditutup dengan membran (kulit tipis) dari babad sapi. Sebagai salah satu dari instrumen pemuka, rebab diakui sebagai pemimpin lagu dalam ansambel, terutama dalam gaya tabuhan lirih.
Pada kebanyakan gendhing-gendhing, rebab memainkan lagu pembuka gendhing, menentukan gendhing, laras, dan pathet yang akan dimainkan.Wilayah nada rebab mencakup luas wilayah gendhing apa saja. Maka alur lagu rebab memberi petunjuk yang jelas jalan alur lagu gendhing.Pada kebanyakan gendhing, rebab juga memberi tuntunan musikal kepada ansambel untuk beralih dari seksi yang satu ke yang lain.
10. Siter

Siter merupakan bagian ricikan gamelan yang sumber bunyinya adalah string (kawat) yang teknik menabuhnya dengan cara di petik. Jenis instrumen ini di lihat dari bentuk dan warna bunyinya ada tiga macam, yaitu siter, siter penerus (ukurannya lebih kecil dari pada siter), dan clempung (ukurannya lebih besar dari pada siter). Dalam sajian karawitan klenengan atau konser dan iringan wayang fungsi siter sebagai pangrengga lagu.                                11. Suling
Jenis instrumen gamelan lainnya yang juga berfungsi sebagai pangrengga lagu adalah suling. Instrumen ini terbuat dari bambu wuluh atau paralon yang diberi lubang sebagai penentu nada atau laras. Pada salah satu ujungnya yaitu bagian yang di tiup yang melekat di bibir diberi lapisan tutup dinamakan jamangan yang berfungsi untuk mengalirkan udara sehingga menimbulkan getaran udara yang menimbulkan bunyi atau suara Adapun teknik membunyikannya dengan cara di tiup. Di dalam tradisi karawitan, suling ada dua jenis, yaitu bentuk suling yang berlaras Slendro memiliki lubang empat yang hampir sama jaraknya, sedangkan yang berlaras Pelog dengan lubang lima dengan jarak yang berbeda. Ada pula suling dengan lubang berjumlah enam yang bisa digunakan untuk laras Pelog dan Slendro. Untuk suling laras Slendro dalam karawitan Jawatimuran apabila empat lubang di tutup semua dan di tiup dengan tekanan sedang nada yang dihasilkan adalah laras lu (3), sedangkan pada karawitan Jawatengahan lazim dengan laras ro (2).

Begitu kayanya budaya di Indonesia, kita hendaknya menjaga kelestarian keanekaragaman budaya di Indonesia, salah satunya seperangkat gamelan jawa.